visibility:hidden; }
WELCOME AT BANYUASIN_SUMATRA SELATAN

Jumat, 03 September 2010

WAYANG PALEMABANG

        Pada gambar di samping bukan merupakan wayang yang berasal dari Palemabang. Tetapi hanya ibarat saja, yang sebenarnya Kota Palembang juga memiliki wayang yang ceritanya hampir sama dengan alur cerita yang berada di pulau Jawa tapi bentuknya saja yang berbeda.

Karakter Khas
          Budayawan Palembang Johan Hanafiah menambahkan, wayang Palembang sebenarnya kebudayaan yang memiliki karakter khas dibanding dengan wayang kulit purwa asal Jawa. Namun sayang, lanjut dia, wayang Palembang sudah kehilangan generasi penerus karena dalang terakhir wayang Palembang dengan menggunakan dialog bahasa Melayu Palembang itu, Ki Agus Rusdi Rasyid, telah meninggal pada Februari 2004. Saat ini, praktis tidak ada generasi penerus yang menguasai wayang tersebut.
           Setelah era Alm Ki Agus Rusdi Rasyid usai, tambahnya seni tradisional, terutama wayang Palembang semakin ditinggalkan masyarakat, karena dinilai monoton dan tidak memiliki daya jual yang menarik.
          Dia memaparkan, wayang Palembang diperkirakan tumbuh sejak pertengahan abad ke-19 Masehi, saat Arya Damar yang terpengaruh budaya Jawa berkuasa di daerah Palembang. Wayang itu kemudian terus tumbuh dengan karakter lokal sehingga menjadi khas Palembang.
          Wayang Palembang memiliki bentuk fisik dan sumber cerita yang sama dengan wayang purwa dari Jawa. Bedanya, wayang Palembang dimainkan dengan menggunakan bahasa Melayu Palembang, dan perilaku tokoh-tokohnya lebih bebas, sementara wayang purwa menggunakan bahasa Jawa dan perwatakan tokohnya ketat dengan pakem-pakem klasik.
          Pada masa sekarang, cerita wayang yang berasal dari Kota Palembang masih ada, dan bisa di simakdi RRI (Radio Republik Indonesia).

2 komentar: